Antaranews.com/
Kamis, 16 Agustus 2012 21:18 WIB
Presiden
Susilo Yudhoyono (tengah) bersama Ketua DPR, Marzuki Alie (kiri), Ketua DPD,
Irman Gusman (kanan), berjalan ke Gedung Nusantara untuk mengikuti Sidang
Bersama ke-3 DPR dan DPD, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).
Presiden juga menyampaikan pidato kenegaraan memperingati Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan ke-67 Indonesia. (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
... total pendapatan dalam RAPBN
2013 sebesar Rp1.507,7 triliun dengan anggaran belanja Rp1.657,9 triliun...
Jakarta
(ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono menyatakan enam asumsi indikator
perekonomian nasional dijadikan dasar menyusun RAPBN 2013 sebesar 1.507,7
triliun dengan defisit anggaran cuma 1,6 persen dari PDB ketimbang 2,23 persen
pada APPBN P 2012.
Hal ini dia
nyatakan sebagai bagian dari pidato pengantar nota keuangan negara RAPBN 2013
di depan Sidang Paripurna DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis malam.
Seluruh anggota DPR dan unsur pimpinannya hadir sebagaimana anggota Kabinet
Indonesia Bersatu II. Sidang dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie.
Angka di dalam
rancangan APBN 2013 itu juga dibarengi skenario perubahan anggaran berupa APBN
P 2013 yang besarannya akan ditentukan sesuai perkembangan dan ketentuan
berlaku.
Secara
total, kata Yudhoyono, pemerintah merencanakan total pendapatan dalam RAPBN
2013 sebesar Rp1.507,7 triliun dengan anggaran belanja Rp1.657,9 triliun yang
berarti mengalami defisit sebesar Rp150,2 triliun atau 1,6 persen dari PDB.
Nilai defisit tersebut turun dari APBN P 2012 sebesar 2,23 persen dari PDB.
Di sisi
lain, jumlah Rp1.507,7 triliun itu merupakan kenaikan 11 persen ketimbang APBN
P 2012.
RABPN 2013
disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, laju inflasi 4,9
persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara untuk tiga bulan lima persen,
dan harga minyak 100 dolar per barel.
Jakarta (ANTARA News) - Presiden
Susilo Yudhoyono menyatakan enam asumsi indikator perekonomian nasional
dijadikan dasar menyusun RAPBN 2013 sebesar 1.507,7 triliun dengan defisit
anggaran cuma 1,6 persen dari PDB ketimbang 2,23 persen pada APPBN P 2012.Hal
ini dia nyatakan sebagai bagian dari pidato pengantar nota keuangan negara
RAPBN 2013 di depan Sidang Paripurna DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis
malam. Seluruh anggota DPR dan unsur pimpinannya hadir sebagaimana anggota
Kabinet Indonesia Bersatu II. Sidang dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie.Angka di
dalam rancangan APBN 2013 itu juga dibarengi skenario perubahan anggaran berupa
APBN P 2013 yang besarannya akan ditentukan sesuai perkembangan dan ketentuan
berlaku.Secara total, kata Yudhoyono, pemerintah merencanakan total pendapatan
dalam RAPBN 2013 sebesar Rp1.507,7 triliun dengan anggaran belanja Rp1.657,9
triliun yang berarti mengalami defisit sebesar Rp150,2 triliun atau 1,6 persen
dari PDB. Nilai defisit tersebut turun dari APBN P 2012 sebesar 2,23 persen
dari PDB.Di sisi lain, jumlah Rp1.507,7 triliun itu merupakan kenaikan 11
persen ketimbang APBN P 2012.
RABPN 2013 disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, laju inflasi 4,9 persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara untuk tiga bulan lima persen, dan harga minyak 100 dolar per barel.Asumsi lain adalah nilai tukar rupiah Rp9.300 per dolar Amerika Serikat, angkatan minyak 900.000 barel per hari, dan angkatan gas 1,36 juta barel setara minyak per hari. Alokasi belanja subsidi RAPBN 2013 sebesar Rp316,1 triliun atau naik Rp48 triliun (18 persen) dari beban anggaran subsidi, termasuk cadangan energi Rp23 triliun, dibandingkan APBN-P 2012 sebesar Rp268,1 triliun. Anggaran subsidi itu terdiri dari BBM, elpiji 3 kilogram, dan LGV sebesar Rp193,8 triliun, listrik Rp80,9 triliun, dan nonenergi Rp41,4 triliun.Subsidi nonenergi itu terdiri dari pangan Rp17,2 triliun, pupuk Rp15,9 triliun, benih Rp137,9 miliar, kewajiban pelayanan publik Rp2 triliun, bunga kredit program Rp1,2 triliun, dan pajak Rp4,8 triliun.Belanja subsidi sebesar Rp316,1 triliun bagian belanja nonkementerian dan lembaga RAPBN 2013 yang dianggarkan Rp591,6 triliun.
Belanja subsidi sebesar Rp316,1 triliun bagian belanja nonkementerian dan lembaga RAPBN 2013 yang dianggarkan Rp591,6 triliun. Belanja nonkementerian dan lembaga lain adalah pembayaran bunga utang RABPN 2013 disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, laju inflasi 4,9 persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara untuk tiga bulan lima persen, dan harga minyak 100 dolar per barel.Rp113,2 triliun, dan lain-lain Rp162,3 triliun.
RABPN 2013 disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, laju inflasi 4,9 persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara untuk tiga bulan lima persen, dan harga minyak 100 dolar per barel.Asumsi lain adalah nilai tukar rupiah Rp9.300 per dolar Amerika Serikat, angkatan minyak 900.000 barel per hari, dan angkatan gas 1,36 juta barel setara minyak per hari. Alokasi belanja subsidi RAPBN 2013 sebesar Rp316,1 triliun atau naik Rp48 triliun (18 persen) dari beban anggaran subsidi, termasuk cadangan energi Rp23 triliun, dibandingkan APBN-P 2012 sebesar Rp268,1 triliun. Anggaran subsidi itu terdiri dari BBM, elpiji 3 kilogram, dan LGV sebesar Rp193,8 triliun, listrik Rp80,9 triliun, dan nonenergi Rp41,4 triliun.Subsidi nonenergi itu terdiri dari pangan Rp17,2 triliun, pupuk Rp15,9 triliun, benih Rp137,9 miliar, kewajiban pelayanan publik Rp2 triliun, bunga kredit program Rp1,2 triliun, dan pajak Rp4,8 triliun.Belanja subsidi sebesar Rp316,1 triliun bagian belanja nonkementerian dan lembaga RAPBN 2013 yang dianggarkan Rp591,6 triliun.
Belanja subsidi sebesar Rp316,1 triliun bagian belanja nonkementerian dan lembaga RAPBN 2013 yang dianggarkan Rp591,6 triliun. Belanja nonkementerian dan lembaga lain adalah pembayaran bunga utang RABPN 2013 disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, laju inflasi 4,9 persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara untuk tiga bulan lima persen, dan harga minyak 100 dolar per barel.Rp113,2 triliun, dan lain-lain Rp162,3 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar